Efek Kebencian & Memaafkan Pada Jiwa Kita
Kata ”BENCI” merupakan kata ternegatif / terkelam untuk jiwa seseorang, jangankan manusia, hewanpun jika kita katakan, ’saya benci kamu’ maka efeknya akan sangat dahsyat. Bayangkan jika di jalanan seseorang berteriak pada kita ”saya benci kamu”, maka tanpa kenal dan tanpa tahu ada penyebab kebenciannya, kita otomatis langsung timbul ada rasa benci juga padanya.! apalagi jika yang berteriak benci adalah orang yang kita kenal bahkan orang yang kita sayang.! tentu efeknya lebih dahsyat lagi untuk jiwa kita.
Efek Kebencian & Memaafkan Pada Jiwa
Ya kebencian sangat besar pengaruhnya dalam hidup ini, banyak orang tanpa sadar memelihara kebencian dalam dirinya, hingga suatu hari kebencian bertunas menjadi dendam dan membuat tubuhnya menjadi pabrik penyakit kronis.
Kebencian membuat kita selalu merasa kenyang, enggan makan, sulit tidur. Disitulah Kebencian sudah mulai membuat tubuh kita hancur sedikit demi sedikit, Kebencian membuat maag kita menjadi kanibal yaitu mencerna dirinya sendiri karena produksi asam lambung yang berlebihan, dan akhirnya membuat imunsistem kita melemah, membuat kita menjadi pelanggan flu ringan sampai berat, bahkan tidak tertutup kemungkinan menjadi penderita kanker.
Memang terlalu rumit untuk melihat kedalam, kenapa hal yang tidak kita inginkan terjadi pada diri, Kita sudah terbiasa untuk menyalahkan orang lain dan membenci. Yang jelas kebencian tidak akan luntur jika dibalas dengan kebencian.! Budha memberi nasihatnya ”Bukan dengan kebencian untuk mengalahkan kebencian, tetapi kebencian akan teduh karena cinta, Lupakanlah maka kebencian berangsur sirna”
Efek Benci pada kesehatan
Minggu lalu saya membezuk seorang klien yang dirawat di sebuah rumah sakit. dia menderita penyakit gagal ginjal dan sedang dalam perawatan, ada kemungkinan salah satu ginjalnya harus ‘dibuang’, dan terpaksa hidup dengan satu ginjal yang juga sudah tidak terlalu sehat. Melihat usianya yang belum terlalu tua, maka sangat disayangkan kenapa hal ini terjadi.? Dalam dialaog dengannya, banyak keluh kesah hidup yang dia sampaikan, menyimpulkan bahwa batinnya menderita luka parah.!
Saat kita melihat seseorang terpuruk dalam kesakitan, barulah kita sadar, betapa kesehatan adalah hal yang terpenting yang harus kita miliki dalam hidup ini. Banyak kejadian justru ketika kita sendiri yang menderita sakit penyakit, banyak hal yang dijadikan ‘kambing hitam’ dari masalah kesehatan tersebut, baik itu tentang pola makanan atau gaya hidup. Tetapi banyak orang lupa bahwa kesehatan fisik sangat erat hubungannya dengan kondisi jiwa kita.
Sangat menarik melihat ‘benang merah’ antara kondisi jiwa kita dengan efek yang terjadi pada fisik kita, Beberapa riset terlihat kenyataan kondisi darah yang mengalir dalam tubuh menjadi kental dan berwarna merah gelap serta mengalir tersedat-sedat, ketika seseorang memikirkan kembali, kejadian-kejadian yang membuatnya sakit hati atau tersakiti secara psikis bukan fisiknya. Demikian juga riset pada pola energi elektromagnetik tubuh menggunakan mesin AVS (Aura Video Station) dimana medan energi berwarna yang kita kenal dengan sebutan aura, pancarannya menjadi susut, serta menjadi keruh dan kehilangan cahayanya saat seseorang mengembalikan ingatannya pada hal-hal yang membuatnya sakit hati, marah dan sedih.
Bisa dimengerti jika kita selalu dalam kondisi ’sakit hati’, ketidak lancaran darah yang mengalir ditubuh ini akan menjadi masalah kesehatan serius untuk fisik kita, menjadikan darah kita tersedat sehingga organ dan otak kekurangan oksigen. Demikian juga energi elektromagnetik tubuh kita yang seharusnya menjadi ‘perisai’ untuk melindungi dan menjaga tubuh fisik dari serangan energi negatif dari luar tubuh sendiri, menjadi kehilangan fungsinya, dan menjadikan tubuh kita lemah tanpa perlindungan, , maka kesimpulannya ”Memelihara ingatan (dendam) pada orang yang menyakiti kita, sama seperti kita sendiri yang minum racun dan berharap orang lain yang akan mati.!”
Riset para ahli jiwa dibanyak negara sudah membukukan, pasien-pasien penyakit berat seperti penderita liver kronis, infeksi ginjal dan penderita kanker payudara, gangguan jantung dan sebagainya, bisa sembuh total saat dia bisa melepaskan ‘dendam’ nya pada hal-hal yang menyakiti hatinya, melepaskan amarahnya, dan mampu memaafkan orang-orang yang membuat luka batin pada dirinya. Ketika dia mampu mengobati luka batinnya, barulah penyakit pada fisiknya berangsur bisa disembuhkan. obat-obatan hanyalah ‘pembantu’ dalam pemulihan, tetapi penyembuhan terjadi saat Luka batin bisa dilepaskan, dinetralisir sampai taraf hilang dari ingatan jiwa kita.
Memaafkan karunia terindah
Memaafkan mampu melumasi sendi-sendi roda kehidupan yang mulai aus termakan kebencian, memafkan bukanlah hanya ’lips servis’.! Memaafkan yang akan berpengaruh pada kesehatan lahir batin kita, adalah memaafkan yang sungguh-sungguh disadari untuk dibuat, bukan hanya dipaksakan, kita harus sadar bahwa perbuatan kita yang bernama ‘memaafkan’ ini diperbuat untuk kesehatan diri kita, bukan untuk orang lain.! Sumber : Kompasiana
Sharing
By
Keluarga Rihardie